ETIKA DAN KEPRIBADIAN SEORANG PENDIDIK
OLEH : HAMDI, SHI.M.Hum
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu melahirkan pemimpin yang baru lebih baik " Hamdi Afkar"
Istilah kepribadian digunakan dalan disiplin ilmu psikologi yang memiliki pengertian “sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang”, kata kepribadian diambil dari terjemahan kata bahasa inggris yaitu kata Personality, yang berarti sebagai sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain.
Kata kepribadian dalam praktekx ternyata mengandung pengertian yang kompleks. Hal ini terlihat dari kesulitan para ahli psikolog untuk merumuskan defenisi tentang kepribadian secara tepat jelas, dan mudah dimengerti. Antara psikolog dengan psikolog lain memiliki definisi yang berbeda-beda. Di bawah ini ada beberapa pengertian mengenai kepribadian.
1. Witherington, kepribadian adalah seluruh tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang tampak pada orang lain. Kepribadian ini bukan hanya yang melekat pada diri seseorang, tetapi lebih merupakan hasil daripada suatu pertumbuhan yang dalam satu lingkungan cultural.
2. W. stern, pengertian person yaitu suatu kesatuan yang dapat menentukan diri sendiri dengan merdeka dan mempunyai dua tujuan yaitu mengembangkan diri dan memertahankan diri.
3. Gordon W. A, kepribadian yakni sebagai organisasi dinamis dalam individu sebagai system psokofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
4. Bahri Djamara, kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsure psikis dan fisik. Dalam makna tersebut seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu. Asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering dikatakan bahwa seseorang itu memiliki kepribadian yang baik atau berkhlak mulia. Sebaliknya bila seseorang melakukan suatu sikap dan perbuatan yang kurang terpuji maka dikatakan orang itu tidak memiliki kepribadian yang baik atau tidak berakhlak baik.
Selain keempat defenisi tersebut, para pakar lain juga memiliki defenisi yang lain, sekalipun berbeda namun semua pengertian tersebut nampak sangat jelas dan mudah dimengerti, dalam hal ini, Naimmemberi simpulan sebagai berikut:
1. Kepribadian itu senantiasa berkembang.
2. Kepribadian itu merupakan monodualis antar jiwa dan tubuh.
3. Kepribadian itu ada dibelakang tingkah kaku yang khas dan terletak dalam individu.
4. Tidak ada seseorang yang mempunyai dua kepribadian.
5. Kepribadian itu berfungsi untuk adaptasi untuk adaptasi terhadap dunia sekitar.
Kepribadian yang murni dan tulus merupakan syarat utama bagi seorang pendidik, mengingat peranan sebuah kepribadian sangat besar memengaruhi perkembangan peserta didik yang sedang belajar. Perlu pula kita ketahui bahwa pendidik itu bekerja melalui pribadinya, dalam pribadi yang santun akan melahirkan anak didik yang santun, begitu pula sebaliknya. Semua perilaku kita tiruan anak didik. Baik itu perilaku yang benar maupun perilaku yang salah, masyarakat member penilaian kepada anak didik dengan melihat kepribadian yang dimiliki oleh gurunya di sekolah.
Pengaruh pribadi terhadap perkembangan peserta didik dikatakan sebagai keteladanan. Lebih jauh dikatakan bahwa keteladanan ini cukup efektif memengaruhi perilaku peserta didik, baik di rumah, di dalam kursus, maupun di dalam organisasi sebab sebagian peserta didik cenderung meniru perilaku gurunya. Lebih-lebih dalam masyarakat sikap paternalis masih melekat kuat, peserta didik cenderung meniru orang-orang yang mereka idolakan atau orang-orang yang mereka kagumi termasuk para pendidik.
Filosofi mendasar pada seorang guru maupun dosen adalah digugu dan ditiru. Digugu setiap tutur kata yang disampaikan dan ditiru setiap perlakuannya. Dualism pribadi yang ideal adalah kesimbangan antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Menurut Pidarta bahwa kepribadian pendidik atau guru tidak bertentangan dengan pribadi ketimuran atau budaya timur, khususnya yang biasa disebut dengan kepribadian Indonesia. Hal ini perlu disadari mengingat era globalisasi itu semakin membawa anak didik ke ruang-ruang yang lebih luas, agar peserta didik tidak mudah terperangkap oleh jebakan-jebakan yang berbau kenikmatan.
Filosofi mendasar pada seorang guru maupun dosen adalah digugu dan ditiru. Digugu setiap tutur kata yang disampaikan dan ditiru setiap perlakuannya. Dualism pribadi yang ideal adalah kesimbangan antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Menurut Pidarta bahwa kepribadian pendidik atau guru tidak bertentangan dengan pribadi ketimuran atau budaya timur, khususnya yang biasa disebut dengan kepribadian Indonesia. Hal ini perlu disadari mengingat era globalisasi itu semakin membawa anak didik ke ruang-ruang yang lebih luas, agar peserta didik tidak mudah terperangkap oleh jebakan-jebakan yang berbau kenikmatan.
Jadi, kepribadian itu adalah modal yang harus dipupuk dan dibina secara terus menerus agar tidak keluar dari jalur yang telah ditetapkan.