BAB I
PENDAHULUAN
Hamdi, SHi
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan siswa untuk mencapai prestasi belajar yang baik sangat ditentukan oleh ketekunan dalam mengikuti pelajaran serta memperbanyak belajar melalui pemanfaatan buku-buku yang tersedia di perpustakaan, baik perpustakaan umum maupun perpustakaan sekolah. Sebaliknya jika siswa tidak memanfaatkan perpustakaan baik untuk membaca maupun untuk meminjam buku-buku, maka upaya untuk meningkatkan prestasi belajarnya akan sulit dilaksanakan bahkan dapat dikatakan prestasi mereka akan merosot. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perpustakaan memberikan manfaat yang sangat besar bagi siswa dalam rangka meraih prestasi ke tingkat yang lebih tinggi sebagaimana diharapkan, karena ia merupakan sumber informasi yang sangat berharga.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah tidak hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, akan tetapi penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu murid-murid dalam menyelesaikan tugas dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu segala bahan yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar.
Perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dalam arti melakukan penataan serta memberikan pelayanan yang baik kepada siswa merupakan faktor pendukung bagi siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya, lebih jauh lagi adalah dengan pengaturan buku secara teratur dapat membangkitkan minat setiap siswa untuk selalu mengunjungi perpustakaan.[1]
Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang kurang memahami pentingnya sarana perpustakaan sebagai pendukung dalam memperluas wawasan mereka untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Karena itu perpustakaan yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sering diabaikan pemanfaatannya oleh sebagian siswa.
Perpustakaan sekolah adalah suatu tempat di mana para siswa memperoleh akses terhadap informasi dan pengetahuan. Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung proses pembelajaran melalui penyediaan bahan pustaka dan pelayanan yang sesuai dengan kurikulum sekolah. Dengan fasilitas perpustakaan para siswa dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Pendidikan harus mempersiapkan siswa menjadi pelajar sepanjang hayat, oleh karenanya sekolah harus memberikan keterampilan kepada siswa cara untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan.[2]
Di samping itu juga, bahwa melalui perpustakaan dapat dilakukan usaha peningkatan pembinaan kemampuan dan kebiasaan membaca. Membaca merupakan akses memperoleh ilmu pengetahuan, wawasan dan kearifan.[3] Sebagaimana ayat Al-Qur’an yang pertama diterima nabi Muhammad yaitu:
ù&%# O$Î/ 7În/u Ï%!# ,={ ,={ `»¡S}# ô`B ,=ã ù&% 7/r Pø.{# %!# O=æ O=)9$/ O=æ `»¡SM}# $B O9 L>è
Artinya:
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. bacalah dan Tuhanmu yang paling pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”...(Q.S Al-Alaq 1-5)
Prof. Dr. Quraish Shihab menjelaskan makna membaca secara luas yang berarti “menghimpun”, dari itu lahir aneka ragam makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti dan objek perintah membaca mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau dan merupakan syarat pertama dan utama pengembangan ilmu dan teknologi.[4] Maka perpustakaan merupakan salah satu sarana dalam peningkatan budaya baca bagi siswa serta mampu menumbuhkan kesadaran siswa akan pengertian dan manfaat perpustakaan sebagai sumber informasi. Akan tetapi bahan-bahan pustaka disesuaikan dengan tujuan itu. Hal ini tidak berarti semata-mata berisi buku-buku pelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran tetapi juga bahan-bahan ilmu pengetahuan populer dan lain-lain. Dalam hal ini perpustakaan dapat mengembangkan potensi siswa dalam meningkatkan prestasinya yang merupakan bantuan yang besar dan berguna. Ini berarti para pengelola perpustakaan, ikut ambil peranan dalam proses pembelajaran, sedangkan para guru tidak lepas dari tugas pembinaan siswa agar mencintai dan menggunakan perpustakaan yang semaksimal mungkin. Untuk itu siswa sendiri perlu aktif dan di harapkan tidak puas dengan apa yang diberikan oleh guru di dalam kelas.[5]
Kalau kita lihat dewasa ini memang tiap sekolah menyediakan perpustakaan, namun perpustakaan yang disediakan ada yang lengkap dan ada yang tidak lengkap. Dalam hal ini perpustakaan yang ingin penulis teliti adalah perpustakaan yang ada di MTsN Model Meulaboh. Buku-buku yang disediakan di perpustakaan tersebut kurang memadai, baik buku yang berhubungan dengan Qur’an hadis maupun buku-buku pendidikan umum yang sesuai dengan kurikulum. Sehingga perpustakaan tersebut kurang di fungsikan, oleh sebab itu banyak sekali kendala yang dihadapi oleh siswa dalam memfungsikan perpustakaan tersebut, mungkin karena kurangnya minat baca dari siswa itu sendiri, kurangnya motivasi dari guru-guru dan kurangnya pelayanan jasa dari pengelolaan perpustakaan tersebut. Hal ini mengakibatkan sebagian dari mereka kurang memperhatikan akan pentingnya perpustakaan..
Berkaitan dengan uraian di atas, penulis ingin mengkaji terhadap ada tidaknya pemanfaatan perpustakaan dalam peningkatan prestasi di kalangan siswa MTsN Model Meulaboh
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Bagaimana pemanfaatan perpustakaan terhadap prestasi siswa dalam bidang studi Al-Qur’an Hadits?
- Faktor-faktor apa yang memotivasi siswa untuk memanfaatkan perpustakaan?
3. Kendala-kendala apa saja yang menghambat siswa untuk memanfaatkan perpustakaan ?
4. Mengapa buku-buku yang tersedia di perpustakaan MTsN Model Meulaboh kurang lengkap dan tidak relevan dengan kurikulum?
5. Upaya apa saja yang sudah ditempuh dalam mengatasi hal kurang lengkapnya buku-buku perpustakaan dan tidak relevan dengan kurikulum?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pemanfaatan perpustakaan terhadap prestasi siswa dalam bidang Al-Qur’an Hadits.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memotivasi siswa untuk memanfaatkan perpustakaan.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang menghambat siswa belajar di perpustakaan.
4. Untuk mengetahui buku-buku yang tersedia di perpustakaan MTsN Model Meulaboh kurang lengkap dan tidak relevan dengan kurikulum?
5. Untuk mengetahui upaya yang sudah ditempuh dalam mengatasi hal kurang lengkapnya buku-buku perpustakaan dan tidak relevan dengan kurikulum.
D. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah yang terdapat dalam judul ini yaitu, maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
1. Pengaruh pemanfaatan Perpustakaan
Adapun yang dimaksud dengan “pengaruh” adalah daya yang timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.[6] Pemanfaatan ialah cara, perbuatan menggunakan sesuatu.[7] Sedangkan perpustakaan artinya kumpulan buku-buku bacaan, buku ilmu pengetahuan. lebih lanjut Sutarno N.S, dalam bukunya “Perpustakaan dan Masyarakat”, mengemukakan pengertian perpustakaan yaitu: “suatu ruangan, bagian di gedung/bangunan yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca.”[8]
Jadi pengaruh pemanfaatan perpustakaan yang penulis maksudkan di sini adalah suatu efek yang dapat menimbulkan dampak dari cara pemanfaatan suatu wadah, yang mampu memberikan sifat baik dan terarah dan pemanfaatan perpustakaan yang dimaksud di sini adalah pemanfaatan yang diperoleh dari perpustakaan dalam pencapaian hasil belajar siswa MTsN Model Meulaboh dalam bidang Al-Qur’an Hadits.
2. Prestasi Belajar
Untuk memperoleh pengertian yang jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat para ahli, masing-masing yang dikemukakan oleh para ahli berbeda satu sama lain, tetapi tujuannya sama. Prestasi dapat diarahkan sebagai hasil yang telah dicapai.[9] Menurut T. Raka Joni mengatakan “Prestasi adalah usaha yang dilakukan seseorang dalam suatu bidang hasil proses yang sengaja, biasanya dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan”.[10] Sedang belajar menurut Mustafa Fahmi “Ungkapan yang menunjuk aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku atau pengalaman. Menurut Clifford T. Organ “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan hasil pengalaman yang lalu”.[11] Soemadi Soerjabrata mengatakan bahwa: “Belajar adalah segenap rangkaian atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan pada dirinya, berupa penambahan ilmu pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya sedikit banyak permanen.[12]
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil perbuatan belajar, semua perubahan akan nampak jelas dalam penguasaan pola-pola respons baru terhadap lingkungan. Keterampilan, kebiasaan, sikap, kecakapan, pengetahuan dan pengalaman.
Belajar adalah suatu perbuatan yang dilakukan secara terus menerus sepanjang hidup manusia. Di samping itu perbuatan belajar dapat menimbulkan semacam perubahan dalam diri seseorang yang melakukan perbuatan belajar itu. Orang yang sudah belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum ia mempelajari sesuatu. Seseorang yang sudah belajar sifatnya, lebih menyenangkan, lebih pandai dalam bergaul dan tidak merasa rendah diri (minder) dalam bergaul. Lebih jelas lagi Gagne dalam bukunya The Conditions Of Learning menyatakan: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah-ubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalaminya”.[13]
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu hasil proses perubahan kegiatan dalam bertingkah laku seseorang yang terjadi melalui latihan atau pengalaman sebagai hasil perbuatan belajar dan prestasi belajar yang penulis maksud di sini adalah hasil belajar bidang studi A-Qur’an Hadits yang diperoleh siswa yang menggunakan perpustakaan pada MTsN Model Meulaboh.
3. Qur’an Hadits
Al-Qur’an menurut bahasa adalah “bacaan” atau yang dibaca sedang Al-Qur’an menurut istilah “nama bagi kalamulah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang ditulis dalam mushaf.[14] Lebih lanjut Muhammad Daud Ali memberikan pengertian Al-Qur’an adalah sumber agama juga ajaran Islam pertama dan utama.[15] Menurut Moh. Rifa’i dalam bukunya ilmu Fiqih Islam Lengkap menyatakan: Al-Qur’an ialah wahyu Allah SWT. yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai sumber hukum dan pedoman hidup bagi pemeluk Islam, jika dibaca menjadi ibadat kepada Allah.[16]
Hadits menurut bahasa adalah sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang dekat atau waktu yang singkat.[17] Dan menurut istilah hadits ialah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (takrir).[18]
Jadi Al-Qur’an hadits yang penulis maksudkan di sini merupakan suatu bidang studi yang dipelajari oleh siswa MTsN Model Meulaboh, sebagai suatu upaya dan terencana dalam meyakini dan memahami Al-Qur’an hadits sebagai wahyu Allah dan memahami dasar-dasar ilmu hadits serta mempedomaninya dalam kehidupan sehari-hari
E. Postulat dan Hipotesis
1. Postulat
Postulat adalah landasan yang diteliti dan tidak perlu lagi diragukan kebenarannya.[19] Postulat atau anggapan dasar juga merupakan tumpuan segala pandangan kegiatan terhadap masalah-masalah yang ingin di teliti. Dalam hal ini Winarno Surachmad menyatakan: “Anggapan dasar merupakan titik tolak penyelidikan tertentu diterima kebenarannya atau tidak perlu dibuktikan”.[20]
Berdasarkan pendapat di atas, maka yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1) Perpustakaan sekolah merupakan fasilitas yang sangat dibutuhkan dalam peningkatan prestasi siswa.
2) Kualitas suatu pendidikan sangat bergantung pada kualitas dari prasarana dan sarana yang memadai.
3) Perpustakaan adalah salah satu prasarana penunjang untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Hipotesis
Hipotesis adalah merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[21] Jadi hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dalam suatu penelitian yang akan di buktikan kebenarannya.
Berdasarkan postulat di atas maka yang di jadikan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa yang aktif mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan lebih baik prestasinya dari pada siswa yang jarang mengunjungi perpustakaan.
2. Tersedianya buku-buku secara lengkap yang sesuai dengan kurikulum serta penataan ruangan yang rapi dan bersih dan juga didukung dengan pengelolaan dan pelayanan secara baik merupakan faktor yang memotivasi siswa untuk memanfaatkan perpustakaan.
3. Kendala-kendala yang menghambat siswa untuk belajar diperpustakakan adalah kurangnya motivasi dari guru dan kurangnya minat baca dari siswa itu sendiri.
4. Kurangnya dana dan perhatian para guru menyebabkan buku-buku yang tersedia MTsN Model Meulaboh kurang lengkap dan tidak relevan dengan kurikulum.
5. Upaya yang ditempuh para guru dan siswa dalam mengatasi kurang lengkapnya buku-buku di perpustakaan yaitu dengan membeli buku-buku sesuai dengan kurikulum.
F. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang dikenakan dalam penelitian.[22] Penerapan objek dalam penelitian ini merupakan salah satu faktor yang diperlihatkan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa MTsN Model Meulaboh yang berjumlah 789 siswa tahun pelajaran 2009/2010. Adapun kelas yang dimaksud yaitu kelas I berjumlah 320 siswa, kelas II berjumlah 350 siswa dan kelas III berjumlah 380 siswa. Sasaran dan objek yang langsung di ambil dari populasi di sebut sampel.
Sutrisno Hadi menyebutkan bahwa: “Sampel adalah pengambilan sebahagian dari jumlah populasi yang akan di perlukan untuk mewakili keseluruhan populasi”.[23] Penetapan sampel penelitian itu penulis berpedoman kepada pendapat Suharsimi Arikunto, apabila objek kurang dari 100 lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.[24] Jadi penulis mengambil sampel tiap-tiap kelas sebanyak 15%. Adapun jumlah pengambilan sampel kelas I sebanyak 19 siswa, kelas II 17 orang siswa dan kelas III sebanyak 11 siswa. Jadi jumlah seluruhnya 47 orang siswa dengan kriteria siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah.
G. Metode Penelitian
Pembahasan skripsi ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian terhadap fakta-fakta yang ada saat sekarang dan melaporkannya seperti apa yang terjadi.[25] Sehingga hasil penelitian ini dapat mencerminkan keabsahannya. Sedangkan untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan pengumpulan data sebagai berikut:
2. Library Research (Penelitian Kepustakaan)
Penelitian kepustakaan adalah mengumpulkan data yang bersumber dari sejumlah buku, jurnal, kitab, angket dan tulisan tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh gambaran tentang apa yang sudah pernah ditulis orang lain sebelumnya beserta solusinya, sehingga dapat mempertajam permasalahan yang akan diteliti.
3. Field Research (Penelitian Lapangan)
Penelitian lapangan ini di lakukan dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data melalui penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Observasi (Pengamatan Lapangan)
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.[26] Dengan tujuan untuk mendapatkan data awal sebelum angket dan wawancara. Pengamatan ini langsung dilakukan di MTsN Model Meulaboh terhadap kehadiran siswa keperpustakaan
b. Interview (wawancara)
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.[27] Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis dan tidak tertulis kepada responden yang telah di tentukan sebagai sumber data.
Responden dan informasi yang di wawancarai adalah:
- Petugas perpustakaan 2 orang.
- Kepala MTsN Model Meulaboh 1 orang.
- Guru bidang studi Al-Qur’an Hadist 2 orang.
c. Kuesioner (Angket)
Angket merupakan satu teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan tertulis dan jawaban yang diberikan juga dalam bentuk tertulis, kepada sampel penelitian yaitu kepada siswa MTsN Model Meulaboh. Selanjutnya data yang di peroleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan rumus:
P =
Dimana:
P = Persentase jumlah soal yang dijawab responden
F = Frekuensi alternatif jawaban
N = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap.[28]
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan informasi yang di dapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta, ijazah rapor, peraturan.[29] Dalam hal ini telaah dokumentasi yang penulis lakukan adalah arsip nilai Qur’an Hadits siswa MTsN Model Meulaboh yang diperoleh dari guru bidang studi Qur’an Hadits.
4. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STAI YAPENTU JOPAH Meulaboh Tahun 2009”.
[1] Ibrahim, Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 3
[2] Ridwan Siregar, Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa, (Medan: USU Press, 2004), hal. 9
[3] Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), hal. 20
[4] Moh. Marsyam, Al-Qur’an Hadits, (Semarang: Karya Toha Putra, 2006), hal. 52
[5]Staf Pengajar SMP Stela dan Tarakanita, Membawa Perpustakaan Sekolah, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hal. 54
[6] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Pelajar (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Remaja Rodakarya, Bandung, 2003, hal. 488
[8]Sutarno NS, Perpustakaan ...., hal. 7
[9]Pusat Bahasa, Kamus....., hal.534
[10]T. Raka Joni, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategis, (Bandung: Aksara, 1986), hal. 42
[11]Mustakim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah Wali Songo, 2004), hal. 33-34
[12]Soemadi Soerjabrata, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Rake Press, 1980), hal. 6
[13]M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 84.
[15]Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 93.
[16]Moh, Rifa’i, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, (Semarang: Karya Toha Putra), hal. 17
[17] Mudasir, Ilmu Hadist, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), hal. 11
[19] Suharsismi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta: 1993), hal. 56
[20] Winarno Surachmad, Pengantar Metode Ilmiah Dan Teknik Reseerch, (Bandung: Tarsito, 1986), hal, 50
[21] Suharsimi Arikunto, Prosedur….., hal. 62
[22] Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, Jilid I, cet V (Yogyakarta: UGM, 1996), hal. 56
[23]Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Fakultas Psikologi UGM, 1973), hal. 17
[24]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktisi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), hal. 107
[25]Rusdin Pohan, Penelitian Pendidikan, (Banda Aceh: Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, 2005), hal. 5
[26] Ibid, hal. 62
[27] Ibid, hal. 49
[28] Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1987), hal 40
[29] Rusdin Pohan. Penelitian ....., hal. 64